MATERIAL
REQUIREMENT PLANNING
Pengertian MRP (
Material Requirement Planning )
MRP
( material requirement planning )
adalah suatu konsep dalam manajemen produksi yang membahas cara yang tepat
dalam perencanaan kebutuhan produk dalam proses produksi. ( Yudha Astana)
Material Requirement Planning (MRP) merupakan suatu
teknik atau prosedur logis untuk menterjemahkan Jadwal Produksi Induk (JPI)
dari barang jadi atau end item menjadi kebutuhan bersih untuk beberapa komponen
yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan JPI. MRP ini digunakan untuk
menentukan jumlah dari kebutuhan material untuk mendukung Jadwal Produksi Induk
dan kapan kebutuhan material tersebut dijadwalkan. (Orlicky,et al.1994).
Perencanaan
kebutuhan material (MRP) dapat didefinisikan sebagai suatu teknik atau set
prosedur yang sistematis untuk penentuan kuantitas serta waktu dalam proses
perencanaan dan pengendalian item barang (komponen) yang tergantung pada
item–item tingkat (level) yang lebih tinggi (dependent demand).
Fungsi-fungsi
MRP sebagai berikut.
·
Pengendalian
persediaan material ( bahan baku )
·
Sistem
perencanaan dan pengendalian produksi.
Selain fungsi MRP yang sudah dipaparkan diatas, ada
juga tujuan MRP sebagai berikut.
Tujuan MRP
Secara umum, sistem MRP dimaksudkan untuk mencapai
tujuan sebagai berikut.
·
Minimalkan
Persediaan
MRP menentukan berapa
banyak dan kapan suatu komponen diperlukan disesuaikan dengan Jadwal Induk
Produksi (JIP). Dengan menggunakan komponen ini, pengadaan (pembelian) atas
komponen yang diperlukan untuk suatu rencana produksi dapat dilakukan sebatas
yang diperlukan saja sehingga dapat meminimalkan biaya persediaan.
·
Mengurangi
resiko karena keterlambatan produksi dan pengiriman
MRP mengidentifikasikan
banyaknya bahan dan komponen yang diperlukan baik dari segi jumlah dan waktunya
dengan memperhatikan waktu tenggang produksi maupun pengadaan atau pembelian
komponen, sehingga memperkecil resiko tidak tersedianya bahan yang akan
diproses yang mengakibatkan terganggunya rencana produksi.
·
Komitmen yang
realistis
Dengan MRP, jadwal
produksi diharapkan dapat dipenuhi sesuai dengan rencana, sehingga komitmen
terhadap pengiriman barang dilakukan secara lebih realistis. Hal ini mendorong
meningkatnya kepuasan dan kepercayaan konsumen.
·
Meningkatkan
efisiensi
MRP juga mendorong
peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan, waktu produksi, dan waktu
pengiriman barang dapat direncanakan lebih baik sesuai dengan Jadwal Induk
Produksi (JIP).
Dengan demikian
terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan MRP (Material Requirements
Planning), yaitu.
a.
Menentukan
kebutuhan pada saat yang tepat
Kapan pekerjaan harus selesai atau material harus
tersedia agar Jadwal Induk Produksi (JIP) dapat terpenuhi.
b.
Menentukan
kebutuhan minimal setiap item melalui sistem penjadwalan.
c.
Menentukan
pelaksanaan rencana pemesanaan.
d.
Menentukan
penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang harus direncanakan
didasarkan pada kapasitas yang ada.
Manfaat MRP
·
Peningkatan
pelayanan dan kepuasan
·
Peningkatan
pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja
·
Perencanaan dan
penjadwalanpersediaan yang lebih baik
·
Tanggapan yang
lebih cepat terhadap perubahan dan pergeseran pasar
·
Tingkat
persediaan menurun tanpa mengurangi pelayanan kepada konsumen
Dengan metode MRP dapat memesan sejumlah barang atau
persediaan sesuai dengan jadwal produksi, maka tidak akan ada pembelian barang
walaupun persediaan telah berada pada tingkat terendah. MRP dapat mengatasi
masalah-masalah kompleks dalam persediaan yang memproduksi banyak produk.
Masalah yang ditimbulkannya antara lain kebingungan inefisiensi, pelayanan yang
tidak memuaskan konsumen.
Penentuan kebutuhan material yang pasti dalam proses
produksi akan meminimalkan kerugian yang timbul dalam kaitannya dengan
persediaan. Dengan menggunakan metode MRP untuk melakukan penjadwalan produksi,
maka perusahaan akan menentukan secara tepat perencanaan tanggal penyelesaian
pekerjaan yang realistik, pekerjaan dapat selesai tepat pada waktunya, janji
kepada konsumen dapat ditepati dan waktu tengang pemesanan dapat dikurangi.
Input Yang
Dibutuhkan Dalam Konsep MRP, Yaitu Sebagai Berikut.
1.
Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule), merupakan ringkasan
skedul produksi produk jadi untuk periode mendatang yang dirancang berdasarkan
pesanan pelanggan atau peramalan permintaan.
2.
Status Persediaan
(Inventory Master File atau Inventory Status Record), merupakan catatan keadaan
persediaan yang menggambarkan status semua item yang ada dalam persediaan yang
berkaitan dengan:
a.
Jumlah
persediaan yang dimiliki pada setiap periode (on hand inventory).
b.
Jumlah barang
yang sedang dipesan dan kapan pesanan tersebut akan datang (on order
inventory).
c.
Lead time dari
setiap bahan.
3.
Struktur Produk
(Bill Of Material), merupakan kaitan antara produk dengan komponen penyusunnya
yang memberikan informasi mengenai daftar komponen, campuran bahan dan bahan
baku yang diperlukan untuk membuat produk.
Ada Empat Tahap
Dalam Proses Perencanaan Kebutuhan Material Atau Proses MRP, Tahapan Tersebut
Adalah Sebagai Berikut.
1.
Netting
(Perhitungan kebutuhan bersih)
Netting adalah proses perhitungan kebutuhan bersih
yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor denagan keadaan
persediaan.
2.
Lotting
(Penentuan ukuran pemesanan)
Lotting adalah menentukan besarnya pesanan setiap
individu berdasarkan pada hasil perhitungan netting.
3.
Offsetting (Penetapan
besarnya waktu ancang-ancang)
Offsetting bertujuan untuk menentukan saat yang
tepat untuk melaksanakan rencana pemesanan dalam memenuhi kebutuhan bersih yang
diinginkan lead time.
4.
Exploding
(Perhitungan selanjutnya untuk level di bawahnya)
Exploding adalah proses perhitungan kebutuhan kotor
untuk tingkat level dibawahnya, berdasarkan pada rencana pemesanan.
Output MRP Sekaligus
Juga Mencerminkan Kemampuan Dan Ciri Dari MRP Yaitu.
1.
Planned Order Schedule (Jadwal Pesanan Terencana) penentuan jumlah
kebutuhan material serta waktu pemesanannya untuk masa yang akan datang.
2.
Order Release Report (Laporan Pengeluaran Pesanan) berguna bagi pembeli
yang akan digunakan untuk bernegoisasi dengan pemasok dan berguna juga bagi
manajer manufaktur yang akan digunakan untuk mengontrol proses produksi.
3.
Changes to Planning Orders (Perubahan terhadap pesanan yang telah
direncanakan) yang merefleksikan pembatalan pesanan, pengurangan pesanan dan
pengubahan jumlah pesanan.
4.
Performance Report
(Laporan Penampilan), suatu tampilan yang menunjukkan sejauh mana sistem
bekerja, kaitannya dengan kekosongan stok dan ukuran yang lain.
Kelebihan Dan
Kelemahan Material Requirement Planning
Ø Kelebihan
·
Kemampuan
memberi harga lebih kompetitif
·
Mengurangi harga
penjualan
·
Mengurangi
Inventori
·
Pelayanan
pelanggan yang lebih baik
·
Respon terhadap
permintaan pasar lebih baik
Ø Kelemahan
Problem utama
penggunaan sistem MRP adalah integritas data. Jika terdapat data salah pada
data persediaan, bill material data/master schedule kemudian juga akan
menghasilkan data salah. Problem utama lainnya adalah MRP systems membutuhkan
data spesifik berapa lama perusahaan menggunakan berbagai komponen dalam
memproduksi produk tertentu (asumsi semua variable).
Persyaratan
Model Persediaan Devenden
·
JIP ( jadwal
induk produksi )
·
Spesifikasi /
daftar kebutuhan bahan ( bill of material BOM )
·
Ketersediaan
persediaan
·
Pesanan
pembelian yang belum dipenuhi
·
Waktu tunggu