Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan
bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya
Seorang pemimpin harus mengerti tentang
teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah
organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
·
Teori Kepemimpinan Sifat
( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan
berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang
pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu
dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The
Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran
perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan
tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan
dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain. sifat fisik, mental, dan
kepribadian.
·
Teori Kepemimpinan
Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang
pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal.
§ Pertama
yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal
ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia
berkonsultasi dengan bawahan.
§ Kedua
disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan
batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi
dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang
akan dicapai.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang
pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian
yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.
·
Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam
kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat
mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok
sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh
pemimpin.
·
Teori Kepemimpinan
Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang
pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan
dan tingkat kedewasaan bawahan.
·
Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat
tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di
atas, dapat diketahui bahwa teori kepemimpinan tertentu akan sangat
mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin yang
menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan
sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap,
berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang
untuk melakukan sesuatu.
Selain
gaya kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya.
·
Otokratis
Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode
pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya.
Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan
keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi
pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini
pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun
demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan
keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang
kompeten.
·
Partisipasif
Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang
yang dimilikinya sehingga keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.
·
Demokrasi
Ditandai adanya suatu struktur yang
pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif.
Di bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat
bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
·
Kendali Bebas
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh
terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat
pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung jawab, kemudian
menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan
menanggulangi masalahnya sendiri.
Banyak studi yang sudah dilakukan untuk
melihat gaya kepemimpinan seseorang. Salah satunya yang terkenal adalah yang
dikemukakan oleh Blanchard, yang mengemukakan 4 gaya dari sebuah kepemimpinan.
Gaya kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang pemimpin
memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara mereka membantu bawahannya.
Keempat gaya tersebut adalah
·
Directing
Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan
tugas yang rumit dan staf kita belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk
mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila anda berada di bawah tekanan waktu
penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus dikerjakan.
Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over-communicating (penjelasan
berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu). Dalam
proses pengambilan keputusan, pemimpin memberikan aturan –aturan dan proses
yang detil kepada bawahan.Pelaksanaan di lapangan
harus menyesuaikan dengan detil yang sudah dikerjakan.
·
Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan detil
proses dan aturan kepada bawahan tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan
itu diambil, mendukung proses perkembangannya, dan juga menerima barbagai
masukan dari bawahan. Gaya yang tepat apabila staf kita telah lebih termotivasi
dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu memberikan
kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan
waktu membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.
·
Supporting
Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi
dan membantu upaya bawahannya dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin
tidak memberikan arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan proses
pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan. Gaya ini akan berhasil
apabila karyawan telah mengenal teknik – teknik yang dituntut dan telah
mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda. Dalam hal ini kita
perlumeluangkan waktu untuk berbincang – bincang, untuk lebih melibatkan mereka
dalam penganbilan keputusan kerja, serta mendengarkan saran – saran mereka
mengenai peningkatan kinerja.
·
Delegating
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin
mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya
Delegating akan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya telah paham dan
efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka menjalankan tugas
atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.
Keempat gaya ini tentu saja mempunyai
kelemahan dan kelebihan, serta sangat tergantung dari lingkungan di mana
seorang pemimpin berada, dan juga kesiapan dari bawahannya. Maka kemudian
timbul apa yang disebut sebagai ”situational leadership”. Situational leadership
mengindikasikan bagaimana seorang pemimpin harus menyesuaikan keadaan dari
orang – orang yang dipimpinnya.